1. Memberikan
‘terlalu' banyak bantuan untuk anak.
Pada prakteknya
ortu perlu memberikan ruang bagi anak untuk 'bersusah payah. Biarkan anak
berusaha mengerahkan seluruh kemampuannya.. ini akan kembangkan sense of
achievement anak.. Anak jadi
PD dgn kemampuannya misal saat anak berusaha naik
ke tempat tidur.. biarkan ia berusaha.. ortu cukup awasi dari belakang.. bantu
jk ia terlihat kepayahan.. Pun jk anak kesulitan kerjakan tugas sekolah..
Bimbing dan arahkan anak utk selesaikan.. Tugas ortu mendampingi, bukan
membuatkan.. Dalam tahapan tumbuh kembangnya anak butuh 'sedikit' tantangan..
Biarkan ia mengatasi tantangan ini dgn kemampuannya sendiri.. Dgn terbiasa
mengatasi tantangan2 kecil sendiri sejak kecil, anak akan siap untuk atasi
tantangan-tantangan besar dalam hidupnya kelak.
2. Membanding-bandingkan
dengan anak lain.
Remember, This is a
big NO for parents today. Setiap anak adalah pribadi unik dengan karakter dan
potensi yang juga unik. Sama dengan kita, ga suka di banding2kan..
Membanding2kan kemampuan anak sebenernya sama aja dgn membanding2kan kemampuan
kita dalam mendidik anak.. Siapa ortu yg suka bilang gini..? : Tuuh kayak kakak
itu dong.. bisa naik ayunan tinggi.. Masa kamu ga bisa.. Gmn kalo anak bilang
balik gini : Tuh kaya Mamanya Dio dong Ma.. punya mobil yg pintunya bisa geser-geser
sendiri.. masa Mama ga bisa? Yess.. anak adalah peniru perilaku orangtuanya
yang paling hebat.. Mereka akan meniru semua perilaku orang tuanya.. Yg baik
dan buruk.. Sebelum membanding-bandingkan kemampuan anak ortu sebaiknya ngaca
dulu.. Sudah kasih yang anak kita butuhkan belum? Kalo anak kita ga bisa lompat
kaki satu.. sementara anak lain bisa, coba tanya apakah kita sudah ajarkan anak
dengan benar? Ketika ortu bilang anak payah karena ga bisa lakukan hal yg anak
lain lakukan, sebenernya ortu sama aja bilang kalo dirinya payah.. Iya payah dalam
mendidik anak.. Lah anak ga bisa lakukan sesuatu kan krn ortu yg ajarkan.. anak
lain pun ga mungkin tiba-tiba bisa sendiri. pasti ada orang lain yang
mengajarkan anak-anak tersebut sehingga mereka terampil dalam lakukan sesuatu.
3. Selalu
mengharapkan lebih.
Setting goal memang
baik untuk lihat apakah kita berhasil dalam mendidik dan membesarkan anak.
Namun selalu mengharapkan lebih dari apa yang sudah diupayakan anak ga baik
juga lho.. Dalam tumbuh kembangnya anak memiliki milestone perkembangannya. Orangtua
perlu pahami dan set expectation around this.. Orangtua perlu lihat situasi dan
kondisi anak.. Jangan expect too much.. Hasil belajar anak yang lg stress tentu
beda dengan anak yang relax. Kadang anak baru ketemu dgn orang baru di tempat
dan suasana yg baru.. ortu suka paksakan agar "salim" dan ceria..
Perlu lihat dan mengerti kondisi psikologis anak.. Hargai perasaan tidak nyaman
anak terhadap situasi asing baginya. Kadang anak sudah berusaha belajar siang
dan malam, tapi ketika hasil ujian keluar ortu kadang kecewa dan marah serta
salah kan anak.. Penting buat ortu utk lihat proses dan usaha anak.. hargai
usahanya.. yakinkan anak bahwa ia mampu dan bisa lebih baik ke depannya.
4. Menganggap
remeh keberhasilan anak.
Ini hal yang paling
sering di abaikan oleh orang tua. Kita suka menganggap bahwa jika anak berhasil
melakukan sesuatu itu adalah memang sudah seharusnya.. am i right? Padahal
keberhasilan adalah akhir dari sebuah proses belajar yang tingkat kesulitannya
berbeda utk tiap anak.. Bagi satu anak loncat dgn satu kaki mgkn semudah kita
membalikkan telapak tangan.. Tapi bagi anak lain. tapi bagi anak lain hal ini
mungkin sama sulitnya seperti kita mengeja nama belakang mantan gubernur
california. Hargai keberhasilan anak.. sekecil apapun itu.. Anak akan merasa
terpacu selesaikan tugas tertentu. Hal ini akan kembangkan kepercayaan dirinya
dan bantu proses pembelajarannya.. Ortu perlu lakukan encouragement kepada anak
dengan mengatakan bahwa kita sangat senang, bangga dengan keberhasilannya.sumber : http://www.tentanganak.info
0 komentar:
Posting Komentar