Hal-hal apa yang sebaiknya dihindari ataupun tidak dilakukan jika berbincang dengan anak ?
- Terlalu banyak bicara dibandingkan mendengarkan keluhan, cerita, ide atau informasi yang disampaikan anak.
- Mengomel atau mengulangi kembali apa yang telah disampaikan, sangat tidak disukai anak. Apalagi jika orangtua senang mengungkit kembali cerita yang telah berlalu.
- Tidak mempercayai cerita anak. Hindari untuk memberikan komentar “ah, masa sih” atau “mama gak percaya.” Perasaan anak pastinya akan terluka ketika orangtuanya sendiri tidak mempercayai ceritanya atau kemampuannya. Jika ingin mengklarifikasi, sebaiknya memilih kata-kata yang positif atau tidak menekan anak.
- Banyak memberikan interupsi ketika anak bicara, hal itu akan membuat anak merasa tidak nyaman. Bersikap lah bersabar dan dengarkan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan anak.
- Terlalu banyak kritikan terhadap yang disampaikan anak. Anak yang sering dikritik, nantinya akan ragu-ragu dan kurang memiliki pendrian karena seringkali menerima kritikan. Bersikap sabarlah terhadap apa yang disampaikan anak.
- Minimalisasi adanya distraksi seperti gadget atau alat elektronik lain. Minim kontak mata akan mengurangi efektivitas komunikasi tatap muka.
Menghidupkan kembali komunikasi
Bagaimana memulai komunikasi jika sudah terlanjur jarang ngobrol dengan anak atau anak yang susah diajak bicara? Ikuti saja langkah-langkah berikut ini.
Mulailah dari hal-hal yang ringan, yang disukai anak atau kegiatan harian yang dilakukan anak. Hindari untuk spesifik menanyakan mengenai akademik, karena pada beberapa anak hal itu sangat tidak menyenangkan untuk didiskusikan, apalagi jika selama ini orangtua tampak “cuek” dengan perkembangan mereka.
Memperkuat jalinan komunikasi dengan memberikan perhatian pada hal-hal kecil, misalnya,
“Jangan lupa makan ya kak.”
“Semangat sekolahnya ya, Kak.”
“Mau dibawakan apa sayang?”
Memberikan pujian atau penghargaan terhadap hal-hal positif yang ia lakukan.
Mulailah untuk memiliki waktu berkualitas 10-15 menit sebelum tidur dimalam hari. Dipagi hari, orangtua juga memanfaatkan waktu yang singkat untuk berkomunikasi dengan anak.
Untuk anak yang agak tertutup, simbolisasi berupa kartu ucapan, notes, gambar, dan lain sebagainya cukup efektif sebagai sarana membangun kembali komunikasi.
sumber : anakku.net
0 komentar:
Posting Komentar